Citra Kayu – Ada cukup banyak jenis kayu meranti yang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Perlu Anda ketahui, meski meranti seringkali disebut sebagai mahoni Filipina, kedua jenis tersebut berbeda.
Kayu meranti berasal dari pohon dengan nama ilmiah Shorea, sedangkan kayu mahoni berasal dari pohon Swietenia mahagoni. Pohon Shorea dapat tumbuh hingga ketinggian 50 meter di alam liar, memiliki diameter hingga 2 meter.
Saking banyaknya jenis kayu meranti, penggolongan kelas kayu ada yang masuk kelas I, II, III, dan IV sesuai dengan masing-masing jenis berdasarkan kekerasan dan keawetan.
Pada kesempatan ini, kami akan menjelaskan lebih detail terkait kayu meranti, jenisnya, dan ciri-ciri masing-masing.
Jenis Kayu Meranti yang Sebaiknya Anda Tahu

1. Meranti Batu
Meranti batu (Shorea laevis) masuk dalam kekerasan kelas I untuk kualitas terbaik dengan kelembaban yang tepat. Namun secara umum masuk kelas II baik untuk tingkat kekerasan maupun keawetan.
Pohon Shorea laevis mampu tumbuh maksimal hingga 50-60 meter, menjadi salah satu jenis yang terancam punah. Di antara jenis kayu meranti yang lainnya, meranti batu memiliki kekuatan yang paling baik.
Densitas kayu ini mampu menahan beban hingga 850 kg/m3, sehingga cocok untuk kayu mentah konstruksi bangunan yang ekonomis. Kayu meranti batu cenderung berwarna coklat muda dengan aksen corak keabu-abuan, serta tekstur halus-sedang kasar.
2. Meranti Merah
Klasifikasi jenis kayu meranti tidak cukup spesifik, apalagi penyebutan di berbagai daerah bisa saja berbeda. Kayu meranti merah merupakan jenis yang paling umum, berasal dari pohon Shorea sp., ini merupakan pohon umum penghasil kayu meranti.
Pohon Shorea sp. bisa tumbuh hingga ketinggian maksimal 60 meter, tetapi sudah sangat jarang yang dapat mencapai ketinggian itu. Ciri-ciri kayu meranti merah memiliki batang dengan kulit kayu kasar berwarna coklat terang, bagian dalam kayu berwarna agak kemerahan yang menjadi dasar penyebutan jenis ini.
Meranti merah masuk kelas II untuk kualitas tinggi, sedangkan kualitas sedang-rendah masuk kelas III berdasarkan kekerasan dan keawetan. Penggunaan kayu ini cocok untuk nyaris semua furniture interior, kurang disarankan untuk pintu kayu solid utama/eksterior.
3. Meranti Kuning
Meranti kuning (Shorea ochroleuca) adalah jenis kayu meranti yang spesifik berdasarkan karakteristik warna kayu. Warnanya coklat mendekati kuning, sekilas seperti jati emas.
Sehingga, kayu ini memiliki tingkat estetika yang tinggi, apalagi kalau mendapatkan perlakuan finishing, hasilnya dapat mengkilap dan indah. Masuk kelas III secara umum, serta memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap serangan hama dan kelembaban.
Dibandingkan dengan meranti merah atau batu, warna kuning dalam jenis ini lebih terang. Penggunaan yang cocok untuk perabotan rumah tangga, pintu, jendela, papan, dan sebagainya. Meski begitu, penjualan kayu meranti biasanya tidak spesifik per jenis, semuanya disebut sebagai kayu meranti saja.
4. Meranti Putih
Jenis berikutnya adalah meranti putih (Shorea montigena), mampu tumbuh hingga ketinggian sama dengan jenis lainnya, sekitar 50 meter. Serbuk kayu cenderung berwarna abu-abu atau putih, menjadi ciri utama yang membedakan dengan meranti kuning atau merah.
Densitas kekuatan menahan beban kayu ini mencapai 650 kg/m3, sehingga masuk golongan kelas III-IV untuk kekuatan. Sedangkan untuk keawetan secara umum masuk kelas III, cukup untuk pembuatan furniture karena harga kayu mentah relatif murah.
Kelas III-IV merupakan kayu yang mudah dibentuk, hal itu pula yang menonjolkan kelebihan kayu meranti putih. Warna cantik, corak dalam kayu ada aksen warna kuning atau coklat muda, namun tetap dominan warna terang abu-abu atau putih.
5. Meranti Hitam
Meranti hitam/meranti batang hitam, memiliki nama ilmiah Shorea acuminata dengan warna kayu sebenarnya bukan hitam. Nama hitam tersebut merujuk pada warna yang lebih gelap daripada jenis meranti yang lainnya, sejatinya jenis ini punya warna coklat gelap yang aesthetic.
Ciri-cirinya hampir sama dengan jenis meranti batu, secara umum masuk kelas kayu II yang sudah cukup baik dalam hal kekerasan dan keawetan. Nama lain meranti batang hitam adalah meranti rambai atau meranti sarang burung.
6. Meranti Padi
Meranti padi berasal dari pohon Shorea venulosa, kulit kayu pohon ini lebih gelap daripada jenis lainnya. Sedangkan warna kayu coklat umum, tidak terlalu gelap atau terang.
Kayu ini masuk kelas III-IV, membutuhkan lapisan khusus agar hasil furniture yang terbuat darinya mampu bertahan dari pelapukan karena rayap dan air. Faktanya, kayu meranti padi cukup jarang dimanfaatkan kalau dibandingkan dengan meranti batu atau meranti merah.
7. Meranti Bunga
Terakhir namun bukan akhir ada meranti bunga (Shorea leprosula Miq.) dengan kemampuan tumbuh lebih dari 70 meter di alam liar, diameternya tidak terlalu besar, maksimal sekitar 2 meter.
Kayu yang relatif lebih ringan, memiliki berat jenis hanya 0,52, dan masuk golongan kelas III-IV sesuai kualitasnya. Maka dari itulah, meranti ini sangat mudah diolah dengan ukiran atau kegunaan lain.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan jenis kayu meranti di atas, penting untuk Anda perhatikan bahwa kayu meranti yang berada di pasaran berasal dari berbagai jenis. Hingga kini belum ada yang spesifik menjual meranti batu saja, atau meranti merah saja.
Secara umum, jenis-jenis di atas masuk dalam kelas I hingga IV, ada banyak faktor yang mempengaruhi kekerasan, kekuatan, dan keawetan kayu meranti tersebut.
Misalnya tingkat kelembaban, usia pohon saat ditebang, ketebalan, dan lain sebagainya. Saking banyaknya jenis Shorea, ada baiknya Anda konsultasi kepada profesional dalam pemilihan kayu.
Demikian penjelasan apa saja jenis kayu meranti yang ada di Indonesia. Kebanyakan berasal dari Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, hingga Maluku. Semoga membantu, ya!