Citra Kayu – Kayu kamper vs jati, merupakan pembahasan yang cukup menarik. Mengapa? Soalnya sudah jelas, bahwa jati lebih unggul dari segi popularitas, kualitas, dan ketahanan. Namun mengapa harus membandingkan dengan kamper yang notabene merupakan kayu kelas II?
Sebelum lanjut, ada baiknya Anda memperhatikan apa saja pembagian kelas kayu yang terdiri dari kelas 1 sampai 5.
Jati berkualitas tinggi masuk kelas I (tertinggi), yang terkenal dengan kekerasan, kepadatan, kekuatan, dan ketahanan. Sedangkan kamper, ternyata lebih unggul dari sektor harga, ketersediaan, dan kemudahan pengolahan.
Pada kesempatan ini, kami akan menjabarkan secara lebih detail apa saja perbedaan kayu kamper vs jati berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Mengenal Kayu Kamper dan Kayu Jati
Anda pasti tidak asing dengan kapur barus, bahan utama kapur barus adalah ekstrak getah pohon kamper (Cinnamomum camphora). Nah, inilah fokusnya, pemanfaatan pohon kamper lebih cenderung untuk pembuatan kapur barus, namun di sisi lain kayu pohon ini juga bisa untuk furniture rumah. Kayu kamper menjadi saksi bisu kejayaan Nusantara di masa perdagangan dengan komoditas utama kapur barus.
Sedangkan kayu jati, memiliki catatan sejarah yang amat panjang. Bahkan, konon bahtera kapal Nabi Nuh A.S. juga menggunakan kayu jati Jawa. Kayu jati berasal dari pohon jati (Tectona grandis L.f.) terkenal dengan mutu kayu yang berkualitas dan hasilnya mampu bertahan seumur hidup.
Kayu Kamper Vs Jati, Apa Keunggulan Masing-Masing?
1. Kelebihan dan Kekurangan Kayu Kamper
Kelebihan | Kekurangan |
Merupakan salah satu kayu kelas II yang memiliki kualitas tinggi, baik dari segi kekerasan, ketahanan, dan keawetan. | Walaupun tahan untuk perabotan luar ruangan, terkena sinar matahari secara langsung membuatnya memuai (volume bertambah). |
Kayu kamper memiliki aroma khas, mengingat getahnya merupakan bahan utama pembuatan kapur barus. Artinya, kayu ini sudah tahan serangan serangga dan rayap secara alami. | Aroma kapur barus yang khas justru tidak disukai oleh banyak orang. Sehingga penerapan kayu ini bukan untuk pintu atau furniture di kamar. |
Kayu kamper tidak bisa berjamur, sehingga tahan pelapukan meski berada di luar ruangan. | Untuk menjaga durabilitas kayu ini, tetap membutuhkan perawatan. Contoh yang paling sederhana dengan rutin membersihkannya. |
Tekstur kayu kamper halus hingga sedang, serta memiliki kelembaban tinggi yang membuat bertahan bertahun-tahun. | Beberapa kayu kamper dengan kualitas sedang-kurang, kemungkinan memiliki tekstur kasar. |
Corak serat dan warna coklat muda dengan aksen abu-abu atau putih. Cocok sekali untuk diterapkan di model rumah minimalis modern. | Corak warna coklat muda kurang memberi kesan alami, sehingga kurang tepat kalau untuk model rumah klasik. |
Masuk kelas II, meski keras sebenarnya kayu kamper lebih mudah dibentuk daripada kayu jati. | Eksploitasi besar-besaran untuk kapur barus, membuat keberadaan kayu kamper berkualitas tinggi dan berumur sudah jarang. Hal ini berdampak pada harga kayu kamper yang meningkat seiring waktu. |
2. Kelebihan dan Kekurangan Kayu Jati
Kelebihan | Kekurangan |
Memiliki rekam jejak sejarah yang luar biasa. Kayu jati seringkali tidak hanya dianggap sebagai kayu, melainkan punya unsur spiritual yang kental. | Harganya mahal, apalagi untuk jenis kayu jati tertentu yang berkualitas tinggi. Menjadi salah satu kayu mentah termahal di Indonesia. |
Kayu jati masuk golongan kelas I, artinya punya tingkat kekerasan, ketahanan, dan keawetan yang sangat baik. | Kayu jati memiliki bobot yang cukup berat, namun justru ini menjadi tiang penyangga konstruksi bangunan yang solid, kokoh, dan stabil. |
Nyatanya, kayu jati mampu bertahan hingga seumur hidup, bahkan lebih lama dari penghuni rumah itu sendiri. Maka dari itu sering digunakan sebagai tiang penyangga rumah yang kental makna filosofis. | Ketahanan seumur hidup bukan berarti warnanya tidak bisa berubah. Seiring berjalannya waktu, warna kayu jati yang semula coklat keemasan akan menjadi coklat muda dengan serat abu-abu. |
Kayu jati bekas pakai yang sudah berumur puluhan tahun masih bisa dijual dengan harga yang sangat tinggi. | Kesulitan menemukan pembeli untuk kayu jati bekas. Kecuali mereka memahami esensi nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. |
Sangat stabil, jauh lebih stabil daripada kayu kamper. Kayu jati tidak mudah memuai, melengkung, atau menyusut. | Ketersediaan kayu jati dengan kualitas tinggi sudah mulai sulit. Soalnya jati yang belum waktunya tebang, sudah ditebang karena permintaan yang banyak. |
Ketahanan terhadap cuaca sangat baik, cocok untuk kebutuhan indoor maupun outdoor. | Harus teliti dalam memilih kayu jati berkualitas, ini bukan hanya menentukan hasilnya, tetapi juga kepuasan hati saat menggunakan untuk konstruksi bangunan. |
Kesimpulan
Berdasarkan perbandingan kayu kamper vs jati di atas, harga kayu kamper yang lebih terjangkau daripada jati menjadi keunggulan utama. Sayangnya, manfaat kayu kamper untuk pintu atau furniture tidak bisa diterapkan untuk semuanya. Sebab, kayu ini memiliki aroma alami khas kapur barus yang akan terus ada hingga bertahun-tahun.
Tetapi kalau Anda memang suka aroma kapur barus, justru menggunakan bahan kayu kamper mentah untuk furniture, pintu, atau perabotan yang lain sangat bagus.
Meski masuk golongan kayu kelas II, kayu kamper tetap menawarkan kualitas yang cukup baik. Walaupun berada di bawah kualitas kayu jati, hasil dari kayu kamper masih memperoleh acungan jempol.
Satu hal lagi, kayu kamper itu lebih mudah dibentuk, misalnya untuk kebutuhan kerajinan tangan atau ukiran. Kalau ditanya nama lain kayu kamper, biasanya disebut sebagai kayu kapur barus.
Nah, itulah perbandingan antara kayu kamper vs jati berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari segi kelas dan kualitasnya memang sudah berbeda, sesuaikan dengan kebutuhan Anda agar mendapatkan hasil paling memuaskan.