Skip to content
Pembagian kelas kayu

Pembagian Kelas Kayu Berdasarkan Kekuatan dan Kekerasan

Memahami kelas-kelas kayu bertujuan untuk memilih jenis kayu yang paling tepat dan sesuai. Sebab, tidak semua kebutuhan perlu kayu dengan tingkat kekerasan tinggi.

Contohnya kayu kenanga yang masuk kelas V, penerapan yang tepat adalah untuk kerajinan tangan karena mudah diukir. Atau, sebagai bahan baku pembuatan korek api kayu.

Sedangkan kayu kelas I akan lebih cocok untuk konstruksi bangunan atau furniture yang membutuhkan durabilitas dan ketahanan jangka panjang. Pada kesempatan ini, kami akan menjelaskan pembagian kelas kayu berdasarkan kekuatan, keawetan, dan kekerasan.

Pembagian Kelas Kayu Berdasarkan Keawetan

Untuk menilai keawetan kayu berdasarkan kelasnya, ada beberapa indikator yang digunakan sebagai rujukan. Simak hasil perbandingan dalam tabel berikut.

IndikatorKelas IKelas IIKelas IIIKelas IVKelas V
Tanah lembab> 8 tahun> 5 tahun~ 4 tahunSingkatSingkat sekali
Tempat terlindungi dan lembab> 20 tahun> 15 tahun~ 10 tahun< 5 tahunSingkat sekali
Tempat terlindungiTak terbatasTak terbatasLamaCukup lamaSingkat
Dimakan rayapTidakTidakKemungkinan dimakanCepat dimakanSangat cepat dimakan
Dimakan seranggaTidakTidakTidakKemungkinan dimakanCepat dimakan

Perhatikan bahwa kelas I, II, dan III memiliki ketahanan terhadap kemungkinan kerusakan atau pelapukan dari serangga, seperti rayap. Sedangkan kelas IV dan V sama sekali tidak memiliki ketahanan, meski berada di tempat yang terlindungi.

Pembagian Kelas Kayu Berdasarkan Kekuatan/Kekerasan

Penerapan kayu berdasarkan kelasnya, misalnya kelas I dan II, juga digunakan untuk konstruksi bangunan hingga jembatan. Ini berkaitan dengan kekerasan dan kekuatan kayu itu sendiri, secara lebih rinci simak tabel berikut.

PengukuranKelas IKelas IIKelas IIIKelas IVKelas V
Kekuatan kg/cm21.100725500360< 360
Berat jenis0,90,60,40,3< 0,3

Tampak jelas bahwa kelas I memiliki kekuatan menahan beban lentur hingga 1.100 kg per bidang sentimeter persegi. Hal tersebut sejalan dengan berat jenis kayu yang semakin tinggi.

Oleh karenanya kayu kelas IV dan V, memiliki bobot ringan karena kekuatan yang ditawarkan tidak terlalu besar. Sekali lagi, dalam pemilihan kelas ini dapat membantu dalam menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Contoh Kayu Berdasarkan Kelas

Apakah kayu kelas III, IV, atau IV itu jelek? Tidak begitu, kayu-kayu tersebut memiliki keunggulan seperti mudah dalam pengolahan dan pembentukan. Sehingga penggunaannya berbeda dengan kelas I dan II yang notabene sangat keras dan sangat tahan.

Berikut merupakan contoh kayu berdasarkan pembagian kelas di atas.

1. Kayu Kelas 1

  • Jati kualitas tinggi
  • Ulin (kayu besi)
  • Sonokeling kualitas tinggi
  • Balau (kayu damar laut)
  • Bingkarai (kayu balam)
  • Eboni
  • Meranti batu

2. Kayu Kelas 2

  • Jati kualitas sedang-rendah
  • Merbau kualitas sedang-rendah
  • Sonokeling kualitas sedang-rendah
  • Bungur
  • Rasamala
  • Meranti merah
  • Sungkai
  • Akasia
  • Kamper

3. Kayu Kelas 3

  • Meranti merah kualitas sedang-rendah
  • Sungkai kualitas sedang-rendah
  • Pinus
  • Bangkali
  • Jabon
  • Borneo

4. Kayu Kelas 4

  • Sengon
  • Benuang
  • Jeunjing
  • Kempas
  • Bayur
  • Agathis
  • Durian
  • Ketapang

5. Kayu Kelas 5

  • Balsa
  • Kenanga
  • Bangkali

Contoh tersebut menunjukkan bahwa kayu besi (ulin) menempati kelas I penuh. Sedangkan kayu jati, merbau, atau balau dapat masuk kelas I atau kelas II sesuai dengan kualitasnya.

Kualitas kayu dipengaruhi oleh proses pengeringan (oven) yang berkaitan langsung dengan kelembaban. Selain itu, kualitas kayu mentah juga berasal dari usia pohon, habitat, dan lain sebagainya.

Nah, demikian itulah penjelasan pembagian kelas kayu yang di dalamnya ada kelas I, II, III, IV, dan V. Dengan memilih tingkat kelas yang tepat, akan memaksimalkan dalam penggunaan sesuai kebutuhan Anda nantinya.